A. Selayang Pandang
Pasar
Argosari Wonosari merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten
Gunungkidul. Pasar yang berada tepat di jantung Kota Wonosari ini
memiliki luas sekitar 16.578 m2 yang terdiri dari 265 kios,
72 los, 2 kantor kemantren (pengelola) dan satu kantor keamanan
(satpam). Di pasar ini, tercatat sekitar 1.195 pedagang yang menjual
berbagai jenis kebutuhan hidup manusia, mulai dari pangan, sandang
hingga perabotan rumah tangga.
Menurut
sejarahnya, pasar tradisional yang dibangun sekitar tahun 1966 ini
dinamakan Pasar Argosari karena lokasinya berada di atas perbukitan.
Kata Argosari berasal dari dua kata yaitu argo yang berarti bukit dan sari yang berarti indah. Jadi, pasar Argosari dapat diartikan sebagai pasar yang berada di atas bukit yang indah.
Pada
awalnya, bangunan pasar ini sama seperti bangunan pasar tradisional
lainnya yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul, yaitu konstruksi
bangunannya terbuat dari kayu. Pada tahun 2005, pemerintah setempat
merenovasi bangunan pasar ini menjadi bangunan yang berkonstruksi
beton. Namun, baru satu tahun beroperasi setelah direnovasi, aktivitas
jual-beli di pasar ini lumpuh total karena hampir seluruh bangunan
pasar mengalami kerusakan berat akibat gempa bumi sebesar 5,9 SR yang
melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada
tahun 2006, termasuk Kabupaten Gunungkidul. Pasar tradisional
masyarakat Kota Wonosari ini baru dapat difungsikan kembali pada tahun
2007 setelah mengalami perbaikan.
Bangunan
Pasar Argosari ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama pada sisi
kanan atau sisi timur bangunan ditempati oleh pedagang pakaian,
sedangkan pada sisi kiri (sebelah barat) ditempati oleh pedagang
sembako, buahan-buahan, dan penjual nasi (warung makan). Pada bagian
depan lantai pertama ini didominasi oleh penjual alat-alat elektronik
dan penjual emas, serta tempat parkir. Sementara pada lantai
dua, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan dinominasi oleh penjual
sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya (seperti kelapa, pisang, ketela),
sedangkan bagian belakang bangunan ditempati oleh pedagang ikan, ayam,
dan daging.
B. Keistimewaan
Salah
satu daya tarik Pasar Argosari Wonosari adalah letaknya yang cukup
strategis, yaitu berada tepat di jantung Kota Wonosari. Dari segi fisik,
bangunan pasar ini tampak lebih mewah dan lebih luas dibandingkan
pasar tradisional lainnya di Gunungkidul sehingga pengunjung dapat
lebih nyaman dan leluasa berbelanja. Untuk menambah kenyamanan
pengunjung berbelanja, pasar ini dijaga oleh sejumlah satpam yang
berjaga selama 24 jam secara bergantian. Selain itu, pengelola pasar
juga menerapkan peraturan yang melarang pengamen beroperasi di pasar ini
demi kenyamanan para penjual maupun pembeli dalam bertansaksi.
Berbeda dari pasar-pasar tradisional lain di Gunungkidul yang hanya buka pada hari-hari pasaran menurut kalender Jawa (Legi, Pon, Wage, Pahing, Kliwon),
Pasar Argosari Wonosari ini buka setiap hari selama 24 jam. Hanya
saja, pedagang yang beroperasi pada malam hari ini khusus pedagang
makanan, sembako, dan rempah-rempah yang berada di lantai dua.
Sementara itu, pedagang pakaian dan kios-kios yang berada di lantai
satu hanya buka dari pukul 06.00 hingga pukul 17.00 sore.
Bagi
Anda yang ingin berjajan makanan pada malam hari, Anda dapat menemui
sejumlah pedagang makanan seperti pedagang bakmi jawa, bakso, pecel
lele, dan tongseng yang buka di depan Pasar Argosari Wonosari. Jika Anda
ingin menikmati makanan khas Gunungkidul yang masih hangat seperti
tiwul dan gatot, datanglah ke pasar ini sekitar pukul 05.00 pagi karena
para penjual makanan tradisional ini sudah siap melayani para pembeli.
Keistimewaan
lain yang disajikan pasar ini adalah Anda dapat berbelanja beragam
jenis ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar yang masih segar.
Ikan-ikan yang dijual di pasar ini pada umumnya dipasok dari pantai
Baron, Ngrenehan, dan Sadeng. Harganya pun cukup terjangkau.
C. Lokasi
Pasar
Argosari Wonosari berlokasi di Jl. Brigjen Katamso, Kota Wonosari,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.